Dalam mengembangkan bisnis, kamu harus menyadari bahwa pelanggan memiliki peran krusial. Namun, mengajak pelanggan untuk melakukan transaksi tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Kamu perlu memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh pelanggan, yang sering disebut sebagai Customer Pain Point. Dengan memahami hal ini, kamu bisa menawarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Memahami kesulitan pelanggan memerlukan waktu dan proses yang tidak singkat. Hal ini dimulai dari identifikasi masalah yang mereka hadapi, kemudian menganalisanya secara mendalam untuk akhirnya menemukan solusi yang tepat. Setelah tahapan ini selesai, kamu akan lebih mudah dalam menyusun strategi pemasaran yang relevan untuk menarik pelanggan berbelanja.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Customer Pain Point dan bagaimana cara mengatasinya, kamu bisa membaca artikel berikut.
Apa itu Customer Pain Point?
Customer Pain Point merupakan tantangan atau kesulitan yang dihadapi oleh calon pelanggan, yang membutuhkan solusi yang tepat. Solusi ini menjadi fokus utama bisnis dalam menyediakan produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Tantangan yang dihadapi oleh pelanggan bisa bervariasi, mulai dari kebutuhan pribadi hingga kebutuhan kelompok yang melibatkan aspek fisik, emosional, atau logistik.
Namun, tidak semua pelanggan menyadari Customer Pain Point yang mereka alami. Akibatnya, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan solusi yang sesuai. Oleh karena itu, peran bisnis sangatlah penting dalam membantu pelanggan menyadari masalah yang mereka hadapi dan menawarkan solusi yang relevan.
Sebagai contoh, seorang pelanggan mungkin merasa kesulitan dalam mengelola laporan penjualan, yang dapat menyebabkan tingkat frustrasi yang berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan emosional mereka. Dalam hal ini, bisnis perangkat lunak dapat membantu dengan meyakinkan pelanggan untuk menggunakan aplikasi akuntansi yang dapat menghasilkan laporan penjualan secara otomatis.
Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasi Customer Pain Point sangatlah penting bagi sebuah bisnis. Hal ini memungkinkan bisnis untuk menyesuaikan produk atau layanan mereka sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang ada.
Apa Saja Jenis – Jenis Customer Pain Point Pelanggan?
Sebelum kamu memperdalam pembahasan mengenai Customer Pain Point, sebaiknya kamu memahami jenis-jenisnya terlebih dahulu. Dengan cara ini, akan lebih mudah bagi kamu untuk mengidentifikasi kesulitan atau kebutuhan yang dihadapi oleh pelanggan.
Pada dasarnya, Customer Pain Point dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu sebagai berikut:
Support Pain Point
Jenis pertama dari Customer Pain Point adalah support. Jenis ini menunjukkan bahwa pelanggan membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan suatu proses tertentu. Sebagai contoh, pelanggan mungkin mengalami kesulitan dalam menyelesaikan transaksi karena mereka bingung dengan langkah-langkah yang harus dilakukan. Beberapa pelanggan mungkin akan menghubungi bisnis untuk mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan transaksi mereka. Namun, jika mereka tidak mendapatkan respon yang memadai dalam waktu yang sesuai, maka pelanggan tersebut mungkin akan merasa kecewa. Bahkan ada kemungkinan bahwa sebagian pelanggan akan beralih ke pesaing lainnya, sehingga menyebabkan kehilangan peluang penjualan bagi kamu.
Process Pain Point
Jenis selanjutnya adalah Process Pain Point yang mengacu pada kesulitan yang dialami oleh pelanggan dalam menggunakan produk atau layanan. Hal ini dapat membuat pelanggan merasa tidak nyaman. Sebagai contoh, pelanggan mungkin mengalami kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi CRM karena antarmuka aplikasi mobile yang tidak responsif. Hal ini bisa membuat pelanggan merasa frustrasi dan pada akhirnya mereka mungkin memutuskan untuk berhenti berlangganan.
Productivity Pain Point
Productivity Pain Point adalah jenis masalah pelanggan berikutnya. Jenis ini mencakup pelanggan yang merasa bahwa mereka membuang-buang waktu saat menggunakan produk atau layanan yang kamu tawarkan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti proses yang terlalu rumit atau kurangnya pengetahuan pelanggan tentang cara penggunaan yang efektif. Apapun alasan di baliknya, pelanggan mungkin akan merasa kesal. Sebagai contoh, untuk mengirim pesan promosi melalui WhatsApp, pelanggan harus mengirimkan pesan satu per satu ke nomor tujuan, yang tentunya sangat merepotkan dan memakan banyak waktu.
Financial Pain Point
Jenis terakhir adalah Financial Pain Point, yang terjadi ketika pelanggan mengalami kesulitan secara finansial. Mereka mungkin merasa bahwa mereka mengeluarkan terlalu banyak uang untuk suatu produk atau layanan, sementara harapan mereka adalah dapat mengurangi pengeluaran tersebut. Sebagai contoh, biaya berlangganan yang tinggi untuk suatu produk, ditambah dengan biaya instalasi yang tidak diinformasikan sebelumnya, dapat menjadi contoh dari Financial Pain Point. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan dan bahkan dapat memicu keputusan untuk beralih ke alternatif lain yang lebih terjangkau secara finansial.
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Customer Pain Point?
Setelah kamu mengenal jenis-jenis Customer Pain Point, sekarang waktunya untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Dengan cara ini, kamu dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh pelanggan dan mencari solusi yang sesuai untuk menyelesaikannya.
Berikut adalah dua metode untuk mengidentifikasi Customer Pain Point:
1.Riset Pasar Secara Kuantitatif
Identifikasi pertama dari Customer Pain Point dapat dilakukan melalui riset pasar menggunakan data pelanggan yang tersedia. Kemudian, lakukan pemetaan perjalanan pelanggan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai aktivitas mereka.
Dengan menggunakan pemetaan ini, kamu dapat memahami dengan lebih rinci kebutuhan apa yang diinginkan oleh pelanggan dan masalah apa yang sedang mereka hadapi.
Pemetaan perjalanan pelanggan juga akan memberikan wawasan tentang pengalaman pelanggan saat berinteraksi dengan merek kamu dan kesulitan apa yang mereka alami selama proses interaksi tersebut.
2. Riset Sales Kualitatif
Selain riset pasar, kamu juga perlu melakukan penelitian penjualan untuk mendapatkan data kualitatif. Riset penjualan ini melibatkan tim penjualan yang memiliki akses informasi tentang pelanggan dan masalah yang dihadapi oleh mereka.
Hal ini karena tim penjualan berinteraksi langsung dengan pelanggan, sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan.
Selain itu, tim penjualan juga dapat melakukan survei kepuasan pelanggan secara langsung atau memberikan kuesioner umpan balik kepada pelanggan untuk memperoleh pandangan mereka tentang produk yang kamu tawarkan.
Strategi Mengatasi Masalah Pain Point dengan Tepat
Setelah kamu mengetahui permasalahan pelanggan, maka kamu perlu merancang strategi yang tepat untuk mengatasi Customer Pain Point tersebut. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi Customer Pain Point:
– Tunjukkan bahwa Kamu Memahami Kebutuhan Pelanggan
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah menunjukkan bahwa kamu memahami masalah yang dihadapi oleh pelanggan. Gunakan kata-kata yang jelas untuk menggambarkan masalah pelanggan dengan tepat. Ini penting karena beberapa pelanggan mungkin tidak menyadari masalah yang sedang mereka hadapi. Dengan cara ini, kamu menunjukkan kesungguhanmu dalam membantu pelanggan menyelesaikan masalah mereka.
– Menawarkan Solusi yang Tepat
Setelah kamu mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh pelanggan, langkah selanjutnya adalah menawarkan solusi yang tepat. Solusi tersebut bisa berupa produk atau layanan yang kamu tawarkan, dengan beberapa tambahan jika diperlukan. Misalnya, tambahan fitur, peningkatan layanan, atau bahkan beralih ke produk yang berbeda.
Pastikan untuk mengkomunikasikan dengan jelas bagaimana produk atau solusi yang kamu tawarkan dapat memberikan manfaat langsung kepada pelanggan. Tunjukkan juga bahwa produkmu akan menjadi solusi yang membantu untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Selain itu, kamu juga bisa menjelaskan kelebihan produkmu dibandingkan dengan produk pesaing. Berikan contoh nyata agar pelanggan lebih percaya.
Misalnya, jika bisnismu menawarkan produk vacuum cleaner dan pelanggan mengalami kesulitan dalam membersihkan sela-sela sofa yang kotor, kamu dapat menjelaskan bahwa produk vacuum cleanermu memiliki ujung fleksibel yang dapat menjangkau bagian yang sulit dibersihkan.
– Terus Berinovasi
Terakhir, meskipun produkmu mampu mengatasi permasalahan pelanggan saat ini, janganlah berpuas diri. Terutama di tengah persaingan bisnis yang ketat saat ini, bisnis harus kreatif dan terus berinovasi agar tidak kehilangan pelanggan.
Gunakan Customer Pain Point yang kamu ketahui sebagai dasar untuk melakukan inovasi dalam bisnismu, baik itu inovasi pada produk maupun layanan. Hal ini akan membuat hasil inovasimu lebih mudah diterima dan disukai oleh pelanggan.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi Customer Pain Point dengan tepat guna meningkatkan kepuasan pelanggan dan mempertahankan mereka dalam bisnis. Langkah-langkah seperti memahami kebutuhan pelanggan, menawarkan solusi yang relevan, dan terus berinovasi merupakan kunci dalam menghadapi tantangan ini.
Dengan memanfaatkan Woowa CRM, kamu dapat lebih efektif dalam menangani Customer Pain Point. Woowa CRM adalah Aplikasi Customer Relationship Management yang terintegrasi langsung dengan web.whatsapp Anda. Dengan kemampuannya yang unik untuk mengeluarkan kekuatan super dalam menangani pelanggan melalui WhatsApp, Woowa CRM memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menangani komunikasi dengan pelanggan. Dengan fitur-fitur canggihnya, seperti manajemen pesan, analisis data pelanggan, dan otomatisasi tugas-tugas rutin, Woowa CRM membantu memudahkan proses interaksi dengan pelanggan dan meningkatkan kualitas layanan yang kamu tawarkan. Jadi, jangan ragu untuk mencoba Woowa CRM dan rasakan perbedaannya dalam mengelola hubungan dengan pelanggan Anda!