Libur adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang untuk bersantai dan menikmati waktu bersama keluarga dan teman-teman. Namun, bagi bisnis, libur bukan berarti berhenti berinteraksi dengan pelanggan. Follow-up yang tepat selama hari libur bisa memberikan dampak positif bagi bisnis tanpa mengganggu mood pelanggan. Artikel ini akan memberikan tips praktis tentang cara follow-up pelanggan di hari libur tanpa mengganggu kenyamanan mereka. Yuk, simak cara follow up pelanggan di hari libur!
Kenapa Hari Libur Itu Spesial?
Hari libur adalah waktu di mana pelanggan merasa lebih santai dan punya lebih banyak waktu luang. Namun, ini juga berarti mereka mungkin tidak ingin diganggu dengan pesan-pesan yang tidak penting. Follow-up yang salah waktu atau berlebihan bisa membuat pelanggan merasa terganggu dan bahkan menjauh. Oleh karena itu, penting untuk memahami psikologi pelanggan di hari libur dan mengetahui cara mengirim pesan yang tepat.
Tips Follow-Up yang Efektif dan Santai
Gunakan Bahasa yang Casual dan Friendly
Menggunakan bahasa yang santai dan gaul adalah kunci untuk membuat pelanggan merasa nyaman saat menerima pesan dari bisnis kamu, terutama di hari libur. Pendekatan ini bisa menciptakan kesan hangat dan akrab, seolah-olah kamu berbicara dengan teman sendiri. Dalam bahasa sehari-hari anak muda sekarang, seringkali campuran antara bahasa Indonesia dan Inggris kekinian, yang biasa disebut bahasa “Jaksel”.
Contoh pesan: “Hai, guys! Semoga liburannya seru ya! Mau infoin nih, produk terbaru kita ada diskon spesial buat kamu.”
Dengan pesan seperti ini, pelanggan merasa pesan tersebut ditujukan secara personal dan tidak terkesan terlalu formal atau kaku. Gunakan kata-kata seperti “guys”, “nih”, “seru” untuk menambahkan sentuhan personal. Hal ini sangat penting agar pesan follow-up kamu tidak terlihat seperti pesan massal yang membosankan.
Timing yang Tepat
Mengirim pesan di waktu yang tepat adalah strategi penting dalam melakukan follow-up tanpa mengganggu mood pelanggan. Timing yang ideal biasanya di pagi hari ketika orang baru memulai hari atau di sore menjelang malam ketika mereka sudah selesai dengan aktivitas utama hari itu. Hindari mengirim pesan di waktu makan siang atau larut malam, karena waktu-waktu ini umumnya digunakan untuk istirahat atau bersantai tanpa gangguan.
Contoh waktu pengiriman:
- Pagi hari (07:00 – 09:00): Saat orang-orang biasanya baru bangun dan memulai hari mereka.
- Sore menjelang malam (16:00 – 19:00): Ketika aktivitas utama hari sudah selesai dan mereka punya waktu luang.
Mengetahui dan menyesuaikan waktu pengiriman pesan dapat meningkatkan kemungkinan pesan kamu dibaca dan direspon positif oleh pelanggan.
Personalisasi Pesan
Personalisasi adalah kunci untuk membuat pesan follow-up kamu lebih efektif. Dengan menyebut nama pelanggan dan mengingatkan mereka tentang pembelian sebelumnya, kamu bisa membuat mereka merasa diperhatikan dan dihargai. Ini juga menunjukkan bahwa kamu mengingat mereka sebagai individu, bukan hanya sebagai salah satu dari banyak pelanggan.
Contoh pesan personalisasi: “Hi, Sarah! Kami punya rekomendasi produk yang cocok banget buat liburanmu!”
Dalam pesan ini, penggunaan nama “Sarah” membuat pesan tersebut terasa lebih personal. Mengingatkan pelanggan tentang pembelian sebelumnya atau memberikan rekomendasi berdasarkan riwayat pembelian mereka bisa membuat pesan kamu lebih relevan dan menarik.
Manfaatkan Otomasi dan Jadwal
Menggunakan tools seperti Woowa CRM bisa sangat membantu dalam menjadwalkan pesan follow-up secara otomatis. Dengan alat ini, kamu bisa memastikan pesan terkirim di waktu yang tepat tanpa harus memantau setiap saat. Otomasi juga memungkinkan kamu untuk mengirim pesan personalisasi ke banyak pelanggan sekaligus, menghemat waktu dan tenaga.
Contoh penggunaan Woowa CRM:
- Jadwalkan pesan otomatis: Tentukan waktu pengiriman sesuai preferensi pelanggan.
- Personalisasi pesan massal: Otomatis menyertakan nama dan detail spesifik lainnya.
Dengan begitu, kamu bisa menjaga kualitas interaksi dengan pelanggan tanpa harus repot memantau setiap pesan.
Gunakan Media Sosial
Media sosial adalah platform yang sangat efektif untuk melakukan follow-up dengan cara yang santai dan tidak mengganggu. Gunakan platform seperti Instagram dan Facebook untuk membuat postingan yang menarik dan relevan dengan momen liburan. Postingan yang menggabungkan konten visual seperti gambar dan video bisa lebih menarik perhatian dan interaksi dari pelanggan.
Contoh postingan di media sosial: “Liburan makin seru dengan promo spesial dari kami! Cek langsung di [link] dan dapatkan diskonnya sekarang!”
Gunakan hashtag yang relevan dan populer untuk meningkatkan visibilitas postingan kamu. Selain itu, kamu bisa memanfaatkan fitur stories atau live untuk membuat interaksi lebih engaging.
Contoh Pesan Follow-Up yang Tepat di Hari Libur
Pesan WhatsApp
Pesan WhatsApp yang personal dan santai bisa sangat efektif. Pastikan pesan kamu pendek, to the point, dan menggunakan bahasa yang akrab.
Contoh pesan: “Hi, [Nama Pelanggan]! Selamat menikmati liburan ya! Kita punya promo spesial buat kamu yang bisa dicek di [link]. Jangan sampai kelewatan ya!”
Dengan menyertakan nama pelanggan, pesan tersebut terasa lebih personal. Informasi tentang promo juga membuat pesan lebih bernilai bagi pelanggan.
Email Follow-Up
Email adalah cara yang bagus untuk menyampaikan informasi lebih lengkap. Namun, tetap jaga agar email kamu tidak terlalu panjang dan tetap menarik.
Contoh email: “Halo, [Nama Pelanggan], Semoga liburan kamu menyenangkan! Kami ingin berbagi promo menarik yang mungkin kamu suka. Cek detailnya di sini [link]. Terima kasih sudah menjadi pelanggan setia kami!”
Gunakan subjek email yang menarik perhatian dan ringkas. Misalnya: “Promo Spesial Liburan untuk Kamu, [Nama Pelanggan]!”
Pesan di Media Sosial
Postingan di media sosial harus singkat, menarik, dan disertai visual yang menarik.
Contoh pesan di media sosial: “Liburan makin seru dengan promo spesial dari kami! Cek langsung di [link] dan dapatkan diskonnya sekarang! #HolidayDeals #PromoSpesial”
Gunakan gambar atau video yang menarik dan relevan dengan pesan yang ingin disampaikan. Interaksi melalui komentar juga bisa meningkatkan engagement.
Dengan menggabungkan semua tips dan contoh pesan di atas, kamu bisa melakukan follow-up pelanggan di hari libur tanpa mengganggu mood mereka. Selamat mencoba dan semoga sukses!
Studi Kasus: Follow-Up yang Sukses
Beberapa bisnis telah membuktikan bahwa follow-up di hari libur bisa sangat efektif jika dilakukan dengan benar. Misalnya, sebuah toko online fashion berhasil meningkatkan penjualan sebesar 20% selama libur Lebaran dengan mengirimkan pesan follow-up yang personal dan tepat waktu. Mereka menggunakan Woowa CRM untuk mengatur jadwal pengiriman pesan dan memastikan tidak ada pelanggan yang merasa terganggu.
Kesalahan yang Harus Dihindari saat Follow Up Pelanggan
1. Mengganggu Waktu Istirahat Pelanggan
Mengirim pesan pada waktu yang tidak tepat bisa menjadi bumerang bagi bisnis kamu. Waktu-waktu sensitif seperti dini hari atau saat makan malam adalah saat-saat di mana pelanggan ingin beristirahat dan menikmati waktu luang mereka tanpa gangguan. Jika kamu mengirim pesan di waktu-waktu ini, kemungkinan besar pelanggan akan merasa terganggu dan ini bisa merusak reputasi bisnis kamu.
Contoh Waktu yang Harus Dihindari:
- Dini Hari (00:00 – 06:00): Ini adalah waktu tidur bagi kebanyakan orang. Mengirim pesan pada waktu ini bisa sangat mengganggu dan bahkan menimbulkan rasa kesal.
- Waktu Makan (12:00 – 14:00 dan 18:00 – 20:00): Saat makan siang dan makan malam adalah waktu istirahat dan bersantai. Hindari mengirim pesan di waktu-waktu ini untuk menghormati waktu pribadi pelanggan.
Tips Menghindari Kesalahan Ini:
- Gunakan Otomasi Pengiriman: Manfaatkan alat otomatisasi seperti Woowa CRM untuk menjadwalkan pengiriman pesan pada waktu yang lebih tepat. Kamu bisa mengatur pesan untuk dikirim di pagi atau sore hari, waktu di mana pelanggan lebih mungkin membuka dan membaca pesan kamu.
- Analisis Pola Interaksi: Pelajari kapan pelanggan kamu biasanya berinteraksi dengan pesan atau postingan dari bisnis kamu. Gunakan data ini untuk menentukan waktu terbaik mengirim pesan.
2. Terlalu Formal dan Kaku
Pendekatan yang terlalu formal dan kaku dalam berkomunikasi dengan pelanggan bisa membuat mereka merasa kurang nyaman dan kurang terhubung dengan brand kamu. Di era digital ini, banyak pelanggan, terutama dari generasi muda, lebih menghargai komunikasi yang santai dan personal. Menggunakan bahasa yang terlalu resmi bisa membuat pesan kamu terasa tidak relevan dan ketinggalan zaman.
Contoh Bahasa yang Terlalu Formal:
- “Dengan hormat, kami ingin memberitahukan bahwa terdapat penawaran khusus bagi kamu.”
- “Mohon periksa tautan berikut untuk informasi lebih lanjut mengenai promosi kami.”
Contoh Bahasa yang Santai dan Friendly:
- “Hai, [Nama Pelanggan]! Ada promo keren nih buat kamu. Cek link-nya ya!”
- “Hey, lagi ada diskon spesial buat kamu di [link]. Yuk, langsung cek!”
Tips Menghindari Kesalahan Ini:
- Gunakan Bahasa Sehari-hari: Usahakan menggunakan bahasa yang biasa digunakan sehari-hari oleh target audiens kamu. Ini membuat pesan kamu terasa lebih personal dan relevan.
- Personalisasi Pesan: Sebut nama pelanggan dan gunakan gaya bahasa yang lebih akrab. Ini membantu menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan.
- Tes A/B: Lakukan tes A/B untuk berbagai gaya pesan. Kirimkan sebagian pesan dengan gaya formal dan sebagian lainnya dengan gaya santai, lalu lihat mana yang mendapatkan respons lebih baik.
3. Mengirim Pesan Terlalu Sering
Mengirim pesan follow-up terlalu sering bisa membuat pelanggan merasa terganggu dan akhirnya mengabaikan pesan kamu atau bahkan berhenti mengikuti akun kamu. Pastikan kamu tidak membombardir pelanggan dengan pesan yang tidak perlu.
Tips Menghindari Kesalahan Ini:
- Frekuensi yang Tepat: Tentukan frekuensi pengiriman pesan yang tepat, misalnya sekali seminggu atau hanya saat ada penawaran spesial.
- Segmentasi Pelanggan: Gunakan segmentasi untuk mengirim pesan yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat masing-masing kelompok pelanggan.
4. Pesan yang Tidak Relevan
Mengirim pesan yang tidak relevan dengan minat atau kebutuhan pelanggan bisa membuat mereka merasa pesan kamu tidak berguna dan mengabaikannya.
Tips Menghindari Kesalahan Ini:
- Analisis Data Pelanggan: Gunakan data dan analisis untuk memahami minat dan kebutuhan pelanggan. Kirimkan pesan yang relevan dan sesuai dengan preferensi mereka.
- Konten yang Berkualitas: Pastikan konten pesan kamu selalu berkualitas dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Yuk Mulai Follow Up Pelanggan dengan Strategi Tepat
Sebagai kesimpulan, follow-up pelanggan di hari libur harus dilakukan dengan strategi yang tepat agar tidak mengganggu mood mereka. Gunakan bahasa yang casual, timing yang tepat, dan manfaatkan tools seperti Woowa CRM untuk mempermudah proses ini. Woowa CRM adalah aplikasi CRM yang terintegrasi dengan web.whatsapp Anda, memberikan kemampuan super untuk menangani pelanggan dengan cara yang belum ada di web.whatsapp official. Coba Woowa CRM sekarang dan rasakan perbedaannya!