Popularitas social commerce terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Kamu mungkin sudah perhatikan bahwa sebagai konsumen, kamu lebih memilih berbelanja online melalui platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok.
Fenomena ini terjadi karena kamu merasa lebih leluasa melihat komentar dari konsumen lain yang sudah menggunakan produk melalui media sosial tersebut. Komentar-komentar itu bisa menjadi pertimbangan penting bagi kamu sebelum memutuskan untuk berbelanja.
Bagi para pelaku bisnis, kehadiran proses penjualan ini membawa dampak yang signifikan sebagai media pemasaran baru yang mampu meningkatkan penjualan. Dengan adanya social commerce, bisnis dapat meraih pendapatan baru melalui platform media sosial.
Untuk memahami lebih dalam mengenai social commerce dan perbedaannya dengan e-commerce, ayo kita eksplorasi lebih lanjut dalam artikel ini.
Apa itu Social Commerce?
Social commerce merupakan proses penjualan yang dimulai dari menemukan produk, melakukan penelitian, hingga pembayaran, semuanya dilakukan melalui media sosial.
Sebagai contoh, kamu mungkin menemukan sebuah sandal gunung saat sedang menelusuri konten di TikTok. Kemudian, kamu tertarik dengan produk tersebut dan mulai membaca ulasan yang ada pada postingan tersebut.
Selanjutnya, kamu dapat dengan mudah mengklik tombol “Beli” untuk menyelesaikan proses pembayaran. Setelah itu, kamu dapat melanjutkan aktivitasmu menjelajahi konten di TikTok seperti biasa.
Penggunaan social commerce telah menjadi populer di Indonesia, terutama sejak pandemi Covid-19. Hal ini diungkapkan oleh Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, yang menyatakan bahwa sejak saat itu, banyak platform jual beli yang berbasis interaksi sosial menjadi tempat utama untuk berbelanja bagi masyarakat.
“Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mengetahui dan bahkan mencoba berbelanja melalui social commerce, terutama untuk kebutuhan sehari-hari seperti pakaian dan produk kecantikan,” ujar Timothy Astandu seperti yang dilansir oleh suara.com.
Platform yang paling diminati untuk berbelanja adalah TikTok Shop, dengan persentase mencapai 86% dari 1.020 responden Indonesia. Sedangkan produk yang paling banyak dibeli meliputi pakaian (61%), produk kecantikan (43%), makanan dan minuman (38%), serta ponsel beserta aksesorisnya (31%). (Dilansir dari databooks.katadata)
Apa saja Manfaat Social Commerce?
Kehadiran social commerce sebagai media berbelanja tidak hanya memberikan keuntungan bagi bisnis, tapi juga untuk kamu sebagai pelanggan.
Berikut adalah beberapa manfaatnya berikan untuk kamu:
– Membuat Pengalaman Berbelanja Lebih Interaktif
Pertama-tama, kamu dapat merasakan pengalaman berinteraksi atau bertanya langsung kepada penjual, seperti saat berbelanja secara langsung. Selain itu, kamu juga dapat dengan mudah berkonsultasi dengan teman-temanmu tentang pembelian atau meninjau komentar dari pembeli lainnya.
– Proses Transaksi Praktis
Keuntungan selanjutnya adalah kemudahan berbelanja. Kamu dapat melakukan semuanya dari satu platform media sosial, mulai dari menemukan produk, melakukan riset, hingga pembayaran.
Bahkan, kamu tidak perlu lagi beralih dari iklan ke situs web penjual, kemudian menambahkan produk ke keranjang belanja, dan mengisi informasi kartu kredit. Tahapan panjang seperti ini dapat mengurangi minatmu untuk berbelanja.
Selain memberikan keuntungan untuk kamu, proses penjualan via social media juga menawarkan sejumlah manfaat untuk bisnis seperti berikut:
– Mengumpulkan Umpan Balik Pelanggan
Melalui social commerce, kamu dapat memberitahu bisnis tentang apa yang kamu sukai atau tidak sukai dari produk mereka.
Selain itu, bisnis juga diuntungkan karena media sosial menyediakan data yang jelas tentang siapa saja pelanggan mereka, dan memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka melalui komentar atau pesan langsung, untuk memberikan layanan pelanggan yang lebih personal.
– Memiliki Target Audiens yang Jelas
Keuntungan lainnya adalah bisnis memiliki kesempatan untuk menyesuaikan dan menargetkan iklan mereka. Dengan begitu, bisnis dapat menawarkan produk spesifik kepada orang-orang yang siap membeli. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh e-commerce dan pemasaran tradisional.
– Memperluas Jangkauan Pasar
Manfaat lain dari social commerce adalah memberikan kesempatan untuk menjangkau audiens target yang beragam. Hal ini karena platform media sosial memiliki banyak pengguna aktif yang tersebar di seluruh dunia. Hal tersebut memungkinkan bisnis untuk memperluas basis pelanggan mereka.
– Mengumpulkan Data Pelanggan
Fitur-fitur yang dimiliki oleh media sosial memberikan bisnis akses langsung ke profil pelanggan mereka. Dengan menggabungkan wawasan ini dengan memantau aktivitas media sosial, bisnis dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pelanggan mereka.
Dengan cara tersebut, bisnis dapat memiliki pandangan yang lebih komprehensif tentang kebiasaan dan minat pelanggan mereka.
Apa Perbedaan Social Commerce, E-Commerce, dan Shopertainment?
Selain social commerce, ada beberapa alternatif yang bisa bisnis gunakan untuk berjualan atau memasarkan produk mereka. Alternatif yang sedang populer adalah e-commerce dan shoppertainment.
Kamu pasti sudah familiar dengan social commerce, e-commerce, dan shoppertainment. Ketiganya menawarkan kemudahan untuk berbelanja, namun dengan pendekatan yang berbeda-beda.
E-commerce merupakan platform toko virtual yang menampilkan berbagai produk lengkap dengan deskripsi. Kamu dapat menjelajahi katalog produk, menambahkan barang ke keranjang belanja, dan membayar untuk menyelesaikan pembelian.
Sementara itu, social commerce menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih dinamis dengan mengintegrasikan komponen media sosial. Integrasi ini memungkinkan kamu tidak hanya menemukan produk tetapi juga terlibat dalam diskusi, berbagi rekomendasi, dan melakukan pembelian dalam satu platform.
Shoppertainment, di sisi lain, menghadirkan konten yang menghibur dan edukatif, menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Ketika menonton konten, kamu bisa melihat fisik produk, demonstrasi penggunaan, dan efek produk untuk menarik minatmu dalam pembelian langsung.
Untuk melihat perbedaan lebih detail antara e-commerce, social commerce, dan shoppertainment, kamu bisa lihat pada tabel berikut:
Optimalkan Pengalaman Berbelanja: Perbedaan Antara Social Commerce dan E-Commerce
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa social commerce dan e-commerce merupakan dua konsep yang berbeda dalam hal pendekatan dan pengalaman berbelanja. Social commerce mengintegrasikan komponen media sosial untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih dinamis, sementara e-commerce lebih fokus pada transaksi online melalui platform toko virtual.
Perbedaan ini menciptakan kesempatan dan tantangan tersendiri bagi bisnis dalam memilih strategi pemasaran yang tepat. Namun, bagi bisnis yang ingin mengoptimalkan pengalaman berbelanja dan interaksi dengan pelanggan, social commerce dapat menjadi pilihan yang menarik.
Di sini, Woowa CRM hadir sebagai solusi yang memungkinkan bisnis untuk mengintegrasikan layanan customer relationship management dengan platform media sosial, termasuk WhatsApp, untuk meningkatkan interaksi dan layanan kepada pelanggan. Dengan fitur-fitur unggulan yang dimilikinya, seperti integrasi langsung dengan web.whatsapp untuk mengeluarkan kekuatan super dalam penanganan pelanggan, Woowa CRM dapat membantu bisnis dalam memanfaatkan potensi social commerce secara optimal.
Dengan demikian, Woowa CRM bukan hanya sekadar alat untuk mengelola hubungan dengan pelanggan, tetapi juga merupakan bagian penting dalam strategi pemasaran dan penjualan berbasis social commerce. Dengan Woowa CRM, bisnis dapat memaksimalkan interaksi dengan pelanggan melalui platform media sosial, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan pada akhirnya, meraih kesuksesan dalam dunia bisnis online.