Azril Arrasyid Ilham Hi, I loves to write, trying to help people to understand about business, technology, and online marketing in the most convenient way.

Strategi Penetapan Harga: Kupas 9 Jenis Strateginya untuk Kunci Sukses Bisnis yang Menguntungkan

6 min read

Strategi Penetapan Harga

Pendekatan terhadap strategi penetapan harga seringkali dianggap remeh oleh beberapa individu, yang mungkin berpendapat bahwa hal tersebut bukanlah aspek yang begitu penting. Sebuah studi yang dikutip dari Paddle, misalnya, mengungkapkan bahwa penetapan harga memiliki dampak efisiensi hingga empat kali lipat dalam meningkatkan pendapatan, bila dibandingkan dengan upaya akuisisi.

Sayangnya, banyak bisnis masih enggan memberikan perhatian serius terhadap penggunaan strategi penetapan harga, terlepas dari bukti efektivitasnya. Meskipun demikian, menentukan harga sebenarnya bukanlah tugas yang begitu rumit seperti yang mungkin dipikirkan banyak orang. Terdapat tiga komponen utama dalam proses penentuan harga, yaitu value-based pricing, competitor-based pricing, dan cost-plus pricing.

Untuk lebih memahami esensi dari strategi penetapan harga, perlu diperhatikan ketiga komponen tersebut. Dengan pendekatan value-based pricing, harga suatu produk atau layanan ditentukan berdasarkan nilai yang diberikan kepada pelanggan. Sementara itu, competitor-based pricing mengacu pada penentuan harga berdasarkan analisis pesaing di pasar. Sedangkan cost-plus pricing melibatkan perhitungan harga dengan menambahkan margin ke biaya produksi.

Pentingnya strategi penetapan harga seharusnya tidak diabaikan, terutama ketika dampak positifnya terhadap pendapatan bisnis sangat signifikan. Oleh karena itu, memahami dan mengimplementasikan strategi penetapan harga yang sesuai dengan karakteristik produk dan pasar adalah langkah yang strategis dan mendukung kesuksesan bisnis.

Apa Itu Strategi Penetapan Harga?

Dalam dunia bisnis, strategi penetapan harga menjadi pendekatan krusial yang digunakan untuk menetapkan jumlah yang harus dibayarkan oleh pelanggan demi memperoleh barang atau jasa. Untuk menentukan strategi penetapan harga yang tepat, kamu perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang produk yang ditawarkan, kondisi pasar, dan karakteristik pelanggan.

Strategi ini melibatkan pertimbangan faktor-faktor krusial seperti biaya produksi, tingkat permintaan di pasar, tujuan bisnis, strategi yang diterapkan oleh pesaing, dan nilai yang dirasakan oleh pelanggan. Dengan demikian, akan ditemukan harga yang optimal untuk mencapai keuntungan maksimal, sambil tetap memperhatikan kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta kondisi dinamis pasar yang selalu berubah.

Bagaimana Cara Menetapkan Harga?

Menetapkan harga menjadi tahapan krusial dalam operasional bisnis, yang melibatkan proses penilaian terhadap nilai produk atau layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Cara menentukan harga dapat bervariasi, tergantung pada sejumlah faktor, seperti tujuan bisnis, biaya produksi, permintaan pasar, dan pilihan strategi penetapan harga yang diadopsi.

Berbagai metode dapat diterapkan dalam proses penentuan harga, di antaranya:

  • Menetapkan Harga dengan Keuntungan Besar
    Setiap bisnis menginginkan keuntungan maksimal. Pada tahap awal penentuan harga, kamu dapat menyusun skenario tentang berapa biaya yang harus dibayarkan pelanggan agar bisnis mendapatkan keuntungan yang besar. Pendekatan ini melibatkan perhitungan total biaya, mulai dari biaya operasional, investasi, pemasaran, hingga target keuntungan yang diinginkan.
  • Menghitung BEP (Break Even Point)
    Break Even Point (BEP) menandai titik di mana pendapatan perusahaan sama dengan biaya pengeluarannya dalam suatu periode tertentu. Metode ini melibatkan penetapan harga jual berdasarkan total biaya pengeluaran dan pendapatan perusahaan secara keseluruhan. Mengetahui BEP memungkinkan perusahaan untuk mencapai keseimbangan finansial tanpa mengalami kerugian.
  • Analisis Kompetitor
    Agar produk tetap bersaing di pasar, harga yang ditawarkan tidak boleh terlalu tinggi dibandingkan pesaing. Melakukan riset harga pesaing memungkinkan kamu untuk menetapkan harga yang kompetitif dan sesuai dengan kondisi pasar.
  • Mark Up
    Penerapan metode mark up melibatkan penetapan harga jual berdasarkan harga pokok pada awal pembelian, diikuti dengan kalkulasi biaya produksi yang lebih tinggi. Semakin tinggi mark up, semakin besar pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan.
  • Riset Pasar
    Melakukan riset pasar memungkinkan bisnis untuk memahami kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh target pelanggan. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan mencakup umpan balik pelanggan, permintaan harga, serta tanggapan kritik dan saran dari konsumen.

Dengan memahami dan menerapkan berbagai metode tersebut, bisnis dapat menentukan harga yang optimal, mencapai keuntungan maksimal, dan tetap relevan di pasar yang kompetitif.

Jenis – Jenis Strategi Penetapan Harga yang Efektif

Berikut adalah sejumlah strategi penetapan harga yang dapat digunakan untuk menentukan harga produk atau layanan dalam bisnis:

  1. Value-based Pricing
    Strategi ini menetapkan harga berdasarkan sejauh mana pelanggan bersedia membayar. Dengan melaraskan harga sesuai dengan profil pelanggan dan buyer persona, strategi ini dapat meningkatkan sentimen dan loyalitas pelanggan.

    Contoh Studi Kasus:
    Sebuah produsen produk kecantikan, BeautyGlow, menerapkan Value-based Pricing. Mereka menentukan harga produk perawatan kulit premium mereka berdasarkan nilai tambah yang dirasakan oleh pelanggan. Produk ini dijual dengan harga lebih tinggi karena mengandung bahan-bahan eksklusif dan memiliki efek anti-penuaan yang terbukti. Pelanggan yang menghargai kualitas dan hasil yang cepat bersedia membayar lebih untuk produk ini, menciptakan persepsi nilai yang tinggi.
  2. Cost-plus Pricing
    Fokus pada biaya produksi produk atau layanan, strategi ini dikenal sebagai penetapan harga markup. Bisnis menggunakan metode ini dengan menambahkan persentase tetap ke biaya produksi produk mereka untuk menentukan harga jual.

    Contoh Studi Kasus:
    Sebuah perusahaan manufaktur sepatu, ShoeCraft, menggunakan Cost-plus Pricing untuk menetapkan harga sepatu mereka. Dengan menghitung biaya produksi, biaya distribusi, dan menambahkan keuntungan yang diinginkan, ShoeCraft dapat menentukan harga jual yang mencerminkan keuntungan yang diinginkan. Harga sepatu mereka mencakup semua biaya yang terlibat dalam produksi dan distribusi, serta memberikan margin laba yang diinginkan.
  3. Skimming Pricing
    Metode ini menetapkan harga tinggi pada produk baru dan kemudian menurunkan harga seiring waktu, mengikuti tingkat popularitas produk. Harga diturunkan secara bertahap sejalan dengan perubahan permintaan pasar.

    Contoh Studi Kasus:
    Perusahaan teknologi baru, TechInnovate, menerapkan Skimming Pricing untuk produk inovatif mereka. Mereka memulai dengan menetapkan harga tinggi untuk smartphone terbaru mereka yang dilengkapi dengan fitur revolusioner. Seiring berjalannya waktu, mereka secara bertahap menurunkan harga seiring dengan munculnya produk serupa di pasar. Strategi ini memungkinkan mereka memaksimalkan keuntungan dari segmen pasar yang bersedia membayar lebih untuk teknologi terkini.
  4. Dynamic Pricing
    Strategi ini mengacu pada penetapan harga fleksibel yang berfluktuasi berdasarkan permintaan pasar dan konsumen. Harga dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan konsumen.

    Contoh Studi Kasus:
    Perusahaan e-commerce, MarketPlus, menerapkan Dynamic Pricing untuk produk-produk tertentu berdasarkan permintaan dan ketersediaan. Harga produk dapat berfluktuasi sepanjang hari atau minggu tergantung pada permintaan pelanggan dan persediaan produk. Jika permintaan tiba-tiba meningkat, harga dapat naik untuk mencerminkan kenaikan permintaan, dan sebaliknya.
  5. Competition-Based Pricing
    Penetapan harga ini berfokus pada tingkat pasar yang ditentukan oleh pesaing, tanpa memperhitungkan biaya produksi atau permintaan konsumen. Harga ditetapkan dengan mengacu pada harga kompetitor.

    Contoh Studi Kasus:
    Sebuah merek pakaian olahraga, SportStyle, menggunakan Competition-Based Pricing. Mereka menetapkan harga produk mereka sebanding dengan produk serupa dari pesaing di pasar. Dengan memahami dan merespons harga pesaing, SportStyle dapat tetap bersaing dan menjaga daya tarik harga di mata konsumen.
  6. Premium Pricing
    Metode ini memberikan harga tinggi pada produk untuk menciptakan citra merek yang mewah dan bernilai tinggi. Fokusnya pada nilai dirasakan produk daripada biaya produksi.

    Contoh Studi Kasus:
    Sebuah produsen perhiasan mewah, LuxeJewels, menerapkan Premium Pricing. Mereka memberikan harga yang tinggi untuk koleksi perhiasan eksklusif mereka, menekankan nilai artistik, kualitas bahan, dan merek mewah. Dengan menetapkan harga di atas rata-rata, LuxeJewels menciptakan persepsi eksklusivitas dan kemewahan di antara pelanggan mereka.
  7. High-Low Pricing
    Dalam strategi ini, produk dijual dengan harga tinggi awalnya dan kemudian di-diskon ketika relevansinya menurun. Diskon dan promosi menjadi bagian dari strategi ini, sering disebut sebagai penetapan harga diskon.

    Contoh Studi Kasus:
    Sebuah toko ritel pakaian, FashionFrenzy, menerapkan High-Low Pricing untuk meningkatkan daya tarik promosi. Mereka menjual produk dengan harga tinggi pada awal musim, dan kemudian menurunkan harga saat musim berakhir atau melalui penawaran khusus. Konsep diskon dan promosi membantu menarik pelanggan untuk membeli segera dan menciptakan sensasi kesempatan yang terbatas.
  8. Project-Based Pricing
    Strategi ini menerapkan biaya tetap per proyek alih-alih pertukaran langsung uang untuk waktu. Umumnya digunakan oleh bisnis yang menyediakan layanan bisnis, seperti konsultan, freelancer, dan kontraktor.

    Contoh Studi Kasus:
    Seorang konsultan pemasaran digital, DigitalStrategist, menerapkan Project-Based Pricing. Mereka menawarkan paket layanan pemasaran digital dengan biaya tetap untuk setiap proyek kampanye. Dengan menyusun biaya berdasarkan kebutuhan spesifik setiap proyek, DigitalStrategist dapat memberikan kejelasan biaya kepada klien mereka.
  9. Bundle Pricing
    Penetapan harga ini melibatkan penawaran dua atau lebih produk atau layanan dalam satu harga. Produk atau layanan dapat dijual sebagai bagian dari paket atau sebagai komponen individu dalam paket.

    Contoh Studi Kasus:
    Sebuah restoran mewah, GourmetDine, menggunakan Bundle Pricing untuk menarik pelanggan. Mereka menawarkan paket makan malam eksklusif yang mencakup hidangan utama, minuman, dan hidangan penutup dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan jika pelanggan memesan item tersebut secara terpisah. Strategi ini merangsang penjualan tambahan dan memberikan pengalaman makan malam yang lengkap bagi pelanggan.

Manfaat Strategi Penetapan Harga

Penerapan strategi penetapan harga yang tepat dan efektif menjadi landasan yang kuat untuk memperkuat posisi bisnis, menciptakan kepercayaan dengan pelanggan, dan mencapai tujuan bisnis secara optimal.

Tidak hanya itu, strategi penetapan harga juga membawa beberapa manfaat penting lainnya, di antaranya:

  • Menggambarkan Nilai
    Secara umum, konsep “murah” dapat memiliki dua interpretasi yang berbeda, yakni harga yang lebih rendah atau kualitas yang kurang baik. Harga produk sering kali mencerminkan nilai yang terkandung di dalamnya. Harga yang lebih tinggi dapat diasumsikan sebagai indikator nilai yang lebih tinggi, sedangkan harga yang lebih rendah mungkin diartikan sebagai produk yang memiliki kualitas rendah.
  • Meyakinkan Pelanggan untuk Membeli
    Harga yang terlalu tinggi dapat mencerminkan nilai yang tinggi, tetapi jika melebihi batas yang bersedia dibayar oleh calon pelanggan, hal tersebut bisa menjadi kendala. Di sisi lain, harga yang terlalu rendah dapat membuat produk terkesan murah dan diabaikan oleh calon pelanggan. Oleh karena itu, menemukan harga yang ideal menjadi kunci untuk meyakinkan calon pelanggan memilih produk Anda daripada pesaing.
  • Memberikan Kepercayaan Pelanggan
    Harga yang lebih tinggi dapat menciptakan persepsi nilai dan eksklusivitas pada produk Anda. Sebaliknya, harga yang terlalu rendah dapat merugikan citra produk Anda, memberikan kesan bahwa produk tersebut mungkin tidak memiliki kualitas yang baik. Menemukan keseimbangan harga yang tepat menjadi krusial untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan bisnis Anda.

Dalam kesimpulan, strategi penetapan harga merupakan elemen penting yang memengaruhi posisi bisnis, membangun kepercayaan pelanggan, dan mencapai tujuan bisnis. Harga bukan hanya sekadar angka, tetapi juga mencerminkan nilai dan eksklusivitas produk, memainkan peran krusial dalam meyakinkan pelanggan untuk memilih suatu penawaran.

Dalam konteks ini, Woowa CRM sebagai Aplikasi Customer Relationship Management menawarkan solusi yang inovatif dan efektif dalam penanganan pelanggan. Dengan terintegrasi langsung pada web.whatsapp melalui extension Browser Chrome, Woowa CRM memberikan kekuatan super dalam mengelola interaksi dengan pelanggan, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Woowa CRM memahami pentingnya menjaga keseimbangan harga yang tepat, nilai, dan kepercayaan pelanggan. Dengan memanfaatkan Woowa CRM, bisnis dapat merancang strategi pengelolaan pelanggan yang lebih efisien dan personal, memastikan kepuasan pelanggan, serta meningkatkan daya saing dalam pasar yang kompetitif. Sebagai solusi yang inovatif, Woowa CRM menjadi mitra yang ideal untuk memaksimalkan potensi bisnis Anda dalam mengoptimalkan hubungan dan layanan pelanggan.

Azril Arrasyid Ilham Hi, I loves to write, trying to help people to understand about business, technology, and online marketing in the most convenient way.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *