Ketika kamu mendengar kata “selling,” bayangkan proses di mana kamu bertemu langsung dengan calon pembeli untuk menawarkan produkmu. Dalam dunia bisnis, selling adalah momen di mana penjualan dan pembelian terjadi secara tatap muka.
Nah, meskipun teknik selling konvensional ini masih jitu buat mendongkrak pendapatan bisnismu, ada beberapa langkah dan etika yang harus kamu ikuti. Ingat, calon pelanggan harus merasa nyaman dan yakin sebelum mereka memutuskan untuk membeli.
Untuk lebih jelasnya, yuk, simak artikel berikut ini!
Apa itu Selling?
Selling adalah saat di mana barang atau jasa berpindah tangan dengan imbalan uang. Bayangkan ini seperti permainan persuasi di mana bisnismu berusaha meyakinkan seseorang untuk membeli apa yang kamu tawarkan.
Nah, biar bisa sampai pada tahap di mana seseorang mau merogoh kocek mereka, biasanya ada beberapa proses yang harus dilalui. Misalnya, beda banget antara beli bensin dan beli mobil. Kalau beli bensin, ya, karena tangkinya kosong, jadi nggak perlu banyak bujuk rayu.
Tapi kalau urusannya beli mobil, itu lain cerita. Membeli mobil bukan kebutuhan mendesak, jadi butuh investasi besar dan biasanya dibantu oleh sales person yang handal dalam menjelaskan.
Banyak yang sering salah kaprah, mengira selling adalah bagian dari marketing. Padahal, meskipun mereka saling berkaitan, mereka berbeda. Marketing bertugas untuk membangun kesadaran dan menarik minat. Sedangkan selling adalah mengubah minat tersebut menjadi transaksi nyata.
Gampangnya, marketing itu bikin orang tahu dan tertarik, sementara selling bikin orang beneran beli.
Mengapa Selling Penting untuk Bisnis?
Selling adalah proses vital yang bikin bisnismu tetap hidup. Tujuan utamanya, tentu saja, adalah menghasilkan pendapatan dari pelanggan. Tapi, ternyata ada banyak manfaat lain yang bisa kamu dapat dari selling.
1. Berinteraksi dengan Pelanggan
Saat kamu melakukan penjualan, kamu punya kesempatan emas buat bertemu langsung dengan pelanggan. Ini saat yang tepat untuk ngobrol, mendemonstrasikan produk, dan meyakinkan mereka untuk membelanjakan uangnya. Kamu bisa melihat langsung reaksi mereka dan menyesuaikan pendekatanmu sesuai kebutuhan mereka.
2. Menawarkan Solusi untuk Permasalahan Pelanggan
Salah satu kelebihan selling adalah kamu bisa mendengarkan langsung keluhan atau kebutuhan pelanggan. Saat mereka bercerita tentang masalah yang dihadapi, tugasmu adalah menawarkan solusi tepat melalui produk yang kamu jual. Ini bukan cuma tentang jualan, tapi juga membantu mereka menemukan apa yang mereka butuhkan.
3. Mendapatkan Umpan Balik Langsung
Jangan lupa, sebelum penjualan berakhir, manfaatkan momen ini untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan. Tanyakan pendapat mereka tentang produk atau layananmu. Umpan balik ini sangat berharga untuk meningkatkan kualitas penjualan di masa depan. Kamu jadi tahu apa yang perlu diperbaiki dan apa yang sudah berjalan dengan baik.
4. Mendapatkan Loyalitas Pelanggan
Yang terakhir, selling adalah cara ampuh untuk mengelola hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dengan interaksi yang positif dan pelayanan yang memuaskan, pelanggan akan merasa dihargai dan akhirnya menjadi loyal. Mereka nggak cuma akan kembali lagi, tapi juga bisa merekomendasikan bisnismu ke orang lain.
7 Langkah pada Proses Selling
Pada dasarnya, selling adalah serangkaian aktivitas untuk menjual produk atau layanan. Proses ini terdiri dari beberapa tahapan penting. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Prospecting
Tahapan pertama adalah mencari audiens yang mungkin tertarik dengan produk atau layananmu, alias prospecting. Di sini, kamu mengelompokkan prospek menjadi dua: mereka yang siap membeli (potensial) dan mereka yang belum. Pengelompokan ini bakal memudahkan langkah selanjutnya.
2. Persiapan (Pre-Approach)
Sebelum mendekati prospek, penting untuk melakukan riset tentang mereka dan merencanakan apa yang akan dikatakan. Ini adalah tahapan persiapan. Seorang penjual yang baik akan mengidentifikasi kebutuhan prospek dan mempelajari informasi latar belakang yang relevan.
3. Pendekatan (Approach)
Setelah riset selesai, mulailah mendekati prospek dengan memperkenalkan diri, menjelaskan tujuanmu, dan membangun hubungan. Kesan pertama sangat penting, jadi pastikan kamu bekerja keras untuk membangun kepercayaan. Kamu bisa menggunakan tiga metode untuk pendekatan: memberikan hadiah (premium), mengajukan pertanyaan menarik, atau menawarkan sampel gratis.
4. Presentasi
Langkah selanjutnya adalah presentasi produk. Sesuaikan presentasimu dengan kebutuhan pelanggan. Jelaskan bagaimana produkmu bisa memenuhi kebutuhan mereka. Gunakan video, PowerPoint, atau biarkan pelanggan mencoba produk secara langsung.
5. Mengatasi Penolakan (Overcoming Objections)
Tidak semua presentasi akan berbuah penjualan. Kadang, ada penolakan karena keraguan atau kekhawatiran. Penjual yang baik melihat ini sebagai kesempatan untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan. Tanggapi penolakan dengan mengakui pandangan mereka, mencari solusi bersama, atau mengurangi dampak penolakan.
Contoh:
Penolakan: “Maaf, saya tidak punya waktu hari ini.”
Respon: “Tidak masalah. Bagaimana kalau kita buat janji untuk minggu depan selama sepuluh menit?”
6. Menutup Penjualan (Closing the Sale)
Closing adalah tahap di mana pelanggan siap membeli. Jika mereka sudah yakin, bantu mereka menyelesaikan transaksi. Tanyakan bagaimana mereka akan membayar, misalnya “Apakah Anda akan membayar tunai atau dengan kartu?” atau “Apakah Anda ingin membayar di muka atau dalam angsuran?” Kamu juga bisa menawarkan insentif seperti diskon atau layanan gratis untuk mempercepat keputusan mereka.
7. Follow-Up
Perjalanan pelanggan tidak berakhir setelah transaksi selesai. Follow up sangat penting untuk memastikan kepuasan pelanggan dan mempertahankan loyalitas mereka. Kirim pesan terima kasih, telepon untuk memastikan produk diterima dalam kondisi baik, atau cek apakah layanan sesuai harapan mereka.
Apa saja Etika dalam Selling?
Sebelum kamu mulai jualan, penting banget buat memahami etika dalam selling. Praktik penjualan yang etis memastikan bisnismu nggak melanggar aturan yang ada di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang perdagangan. Salah satu poin dalam pasal dua UU tersebut menyebutkan bahwa kebijakan perdagangan harus didasarkan pada asas adil dan sehat.
Selain ketentuan dalam UU itu, ada banyak etika tak tertulis yang perlu kamu terapkan saat berjualan. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Bersikap Jujur
Seorang penjual yang baik selalu jujur tentang produk yang mereka tawarkan. Jangan pernah melebihkan manfaat atau menutupi dampak dari produk yang kamu jual. Kejujuran adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan. Kalau pelanggan merasa dibohongi, mereka nggak akan mau berinteraksi lagi denganmu.
2. Jangan Menyerang Kompetitor
Etika selling yang kedua adalah menghindari menyerang kompetitor. Jangan mencela, mengkritik, atau lebih buruk lagi, menghina pesaingmu. Mengecilkan pesaing nggak akan membuat kamu terlihat lebih baik di mata prospek. Sebaliknya, mereka akan melihatmu sebagai orang yang tidak jujur dan tidak etis. Lebih baik, tunjukkan keunggulan produkmu dan bersaing secara adil.
3. Adopsi Metode Melayani Bukan Berjualan
Etika selanjutnya adalah fokus melayani pelanggan dengan baik. Cobalah untuk menghilangkan tekanan pada pelanggan yang merasa dipaksa membeli produkmu. Lakukan percakapan yang lebih dalam dengan mereka, cari tahu masalah yang mereka hadapi, lalu tunjukkan bahwa produkmu bisa jadi solusi. Pendekatan ini lebih efektif daripada langsung menawarkan produk. Ini juga membantu membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.
Tambahan Info
Selain tiga etika di atas, penting juga untuk selalu menjaga komunikasi yang baik dengan pelanggan. Misalnya, selalu ramah dan responsif terhadap pertanyaan atau keluhan mereka. Hal ini bisa membuat pelanggan merasa dihargai dan semakin percaya dengan bisnismu.
Etika dalam selling adalah fondasi untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dengan praktik yang etis, kamu nggak hanya menciptakan reputasi yang baik, tapi juga meningkatkan loyalitas pelanggan. Jadi, ingat selalu bahwa selling adalah bukan hanya soal menjual, tapi juga tentang bagaimana kamu bisa memberikan nilai tambah dan membangun kepercayaan.
Tren Selling di Tahun 2024
Selling adalah bagian dari bisnis yang selalu berkembang, terutama dengan hadirnya teknologi baru. Teknologi ini membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi penjualan. Yuk, kita intip tren selling yang lagi hits saat ini!
1. Sales Automation
Teknologi membawa tools keren yang bikin tugas penjualan jadi lebih gampang, salah satunya sales automation. Dengan tools ini, kamu bisa mengotomatiskan banyak aktivitas seperti mengelola campaign, visualisasi alur penjualan, dan strategi penjualan. Bayangin, tugas yang biasanya memakan waktu lama, sekarang bisa lebih cepat selesai, bahkan menghemat waktu hingga 31%.
2. Social Selling
Di era digital ini, membangun hubungan baik dengan calon pelanggan adalah kuncinya. Social selling fokus pada pengembangan kepercayaan melalui komunikasi yang baik dan respon cepat terhadap kebutuhan pelanggan. Kalau pelanggan percaya sama kamu, mereka nggak akan ragu buat belanja.
3. Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI)
AI bikin semua jadi lebih mudah, termasuk dalam dunia penjualan. Banyak tools AI yang bisa otomatis menyelesaikan tugas penjualan seperti mengumpulkan data, mencatat pesanan, merekomendasikan produk, dan memprediksi tren jual beli. Jadi, kamu bisa lebih fokus pada strategi dan interaksi dengan pelanggan.
4. Perbanyak Saluran Penjualan
Pelanggan sekarang nggak cuma datang dari satu saluran aja. Banyak platform yang bisa kamu manfaatkan sebagai touchpoint sebelum transaksi terjadi. Jadi, pastikan kamu hadir di berbagai saluran seperti media sosial, live chat, email, hingga panggilan telepon. Ini meningkatkan peluangmu untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
5. Video Sales
Video jadi media berjualan yang makin populer. Menurut laporan The Social Shepherd, sekitar 87% pemasar mengakui bahwa video memberikan dampak positif pada penjualan. Manfaatkan tren ini dengan membuat video demo produk dan testimoni pelanggan. Setidaknya 45% bisnis B2B global sudah membuat video pelatihan dan 39% lainnya video testimoni.
Tingkatkan Penjualan dengan Woowa CRM: Integrasi Cerdas WhatsApp untuk Bisnis Anda
Selling adalah proses yang terus berkembang dan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Dari sales automation hingga pemanfaatan AI, setiap inovasi membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas penjualan. Membina hubungan melalui social selling, memanfaatkan berbagai saluran penjualan, dan menggunakan video sebagai media berjualan menjadi tren penting yang tidak boleh diabaikan. Semua ini bertujuan untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.
Nah, bayangkan kalau kamu bisa menggabungkan semua tren ini dalam satu alat yang mudah digunakan. Di sinilah Woowa CRM hadir untuk memberikan solusi. Woowa CRM adalah aplikasi Customer Relationship Management berbasis extension Browser Chrome yang terintegrasi langsung dengan web.whatsapp. Dengan Woowa CRM, kamu bisa menangani customer dengan lebih mudah dan efisien, memaksimalkan potensi WhatsApp yang belum ada di versi resminya.
Bayangkan ini: kamu mengotomatiskan tugas penjualan, memantau interaksi pelanggan, dan mengelola campaign—all in one place. Kamu bisa merespon pelanggan dengan cepat, mengumpulkan data mereka, dan bahkan merekomendasikan produk berdasarkan riwayat pembelian langsung dari WhatsApp. Plus, fitur-fitur ini bisa diakses langsung dari browser kamu, membuat penanganan customer jadi lebih praktis dan efisien.
Dengan Woowa CRM, kamu tidak hanya mengikuti tren terbaru dalam selling, tapi juga memanfaatkannya sepenuhnya untuk meningkatkan penjualan dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. Jadi, tunggu apa lagi? Gunakan Woowa CRM dan rasakan kekuatan super dalam menghandle customer!