Capek ya? Konten udah rapi, desain udah kekinian, caption udah mikir 2 jam… tapi tetap aja, saat launching produk baru, yang nyaut cuma teman dekat dan akun fake bot India.
Kalau brand kamu belum juga diingat, bisa jadi belum pakai teknik brand awareness yang bener.
Tenang, bukan salah kamu kok. Banyak bisnis kecil (dan besar juga!) yang terlalu fokus jualan, tapi lupa satu hal penting: orang gak bakal beli kalau mereka gak kenal.
Apa Itu Brand Awareness (dan Kenapa Harus Pake Tekniknya)?
Brand awareness itu bukan sekadar “pernah lihat logonya.”
Tapi udah sampai ke tahap:
-
Orang bisa sebut nama brand kamu tanpa lihat
-
Mereka ingat kontennya
-
Mereka percaya dan merasa kenal
-
Bahkan nyaranin ke orang lain, padahal belum pernah beli
Dan semua itu butuh proses. Gak bisa instan.
Makanya, perlu teknik brand awareness yang bukan cuma ramai di teori, tapi terbukti dipakai para ahli.
Baca juga: Meningkatkan Brand Awareness Tanpa Iklan Mahal: Cara Cerdas untuk Pemula
Teknik Brand Awareness ala Ahli (Yang Bisa Langsung Dipraktikkan)
1. The Rule of 7 : Konsistensi Adalah Segalanya
Teori klasik bilang:
Orang butuh melihat brand kamu minimal 7 kali sebelum mereka mulai sadar dan ingat.
Artinya?
Bukan soal sekali viral, tapi muncul terus dengan cara yang relevan.
Caranya:
-
Rutin posting konten yang berguna
-
Gunakan iklan remarketing
-
Kirim broadcast via WhatsApp ke pelanggan yang udah pernah interaksi
2. Konsistensi Gaya Visual & Brand Voice : Marty Neumeier
Marty bilang, brand yang kuat = brand yang konsisten.
Kalau logonya biru di Instagram, jangan tiba-tiba jadi ungu di Shopee.
Kalau tone-nya santai dan lucu di konten, CS-nya juga harus nyambung gayanya.
Jangan kayak “admin galak” yang tiba-tiba formal banget.
Caranya:
-
Bikin panduan visual & komunikasi brand
-
Gunakan template chat yang seragam (bisa via CRM)
Baca juga: Bagaimana Woowa CRM Bisa Menjaga Reputasi Merek Bisnis? Temukan Jawabannya
3. Storytelling & Emotional Branding : Seth Godin
Seth bilang:
“Orang gak beli produk. Mereka beli cerita dan perasaan.”
Orang gak beli sepatu, mereka beli gaya hidup.
Orang gak beli madu, mereka beli harapan tubuh lebih sehat.
Caranya:
-
Ceritakan perjuangan brand kamu
-
Share testimoni pelanggan dengan pendekatan personal
-
Hindari hard selling. Edukasi lebih powerful
4. Golden Circle ala Simon Sinek: Start With Why
Simon ngajarin: brand harus mulai dari “why”, bukan “what”.
Kamu jual baju? Oke. Tapi kenapa kamu jual baju?
Apakah kamu pengen bantu orang gemuk bisa tampil pede?
Atau pengen baju olahraga lokal naik kelas?
Orang bakal lebih connect dengan brand yang punya alasan.
5. Touchpoint Strategy : Neil Patel & HubSpot
Brand awareness dibangun dari banyak titik sentuh (touchpoint).
Orang lihat kamu di IG, trus muncul lagi di WA, trus baca blog kamu, trus lihat testimoni kamu di TikTok.
Makin sering & konsisten muncul, makin cepat mereka ingat.
Caranya:
-
Gunakan CRM seperti Woowa CRM buat pantau dan jaga komunikasi di WA
-
Integrasi brand kamu di beberapa channel secara rapi
Biar Gak Ribet, Gunakan Sistem CRM Kaya Woowa CRM
Udah tahu teorinya, tapi bingung mau mulai dari mana?
Tenang.
Brand awareness gak harus kamu kerjakan semua sendirian.
Pakai sistem yang bantu kamu jaga komunikasi, tampil konsisten, dan tetap dekat dengan pelanggan.
Woowa CRM bisa bantu kamu:
-
Balas chat cepat dengan gaya brand kamu
-
Simpan histori interaksi biar gak ada drama “lupa orderan”
-
Kirim broadcast tersegmentasi
-
Follow-up pelanggan otomatis
-
Jaga reputasi dan pengalaman pelanggan tetap solid
Intinya: brand kamu tampil rapi, meski di balik layar kamu pakai celana pendek.
Baca juga: Citra Merek Buruk Bisa Diperbaiki! Ini Tips dari Woowa CRM
Muncul Sekali Mungkin Dilihat, Tapi Muncul Konsisten Pasti Dikenang
Teknik brand awareness bukan soal viral. Tapi soal niat, proses, dan konsistensi.
Brand yang terus muncul, konsisten gaya, punya cerita kuat, dan melibatkan emosi pelanggan, itu yang akan diingat. Dan kalau kamu ingin bantu semua proses itu jalan rapi, mulai sekarang pakai sistem yang tepat.
Jangan biarkan brand kamu jadi “pernah lewat” aja di mata pelanggan.
Bikin mereka kenal, suka, dan akhirnya percaya.
Dan kalau udah percaya? Tinggal nunggu repeat order masuk.
